Rabu, 12 Oktober 2011
Kawasan hutan lindung Aokigahara di Jepang selama ini terkenal dengan dua hal. Pertama, hutan di sebelah barat Ibukota Tokyo ini menyajikan pemandangan Gunung Fuji yang indah dengan udara yang menyegarkan. Namun, hal berikut yang membuat hutan ini menyajikan suasana angker adalah di situlah tempat favorit untuk bunuh diri. Konon, tak sedikit mayat orang-orang yang bunuh diri di sana tak lagi ditemukan.
Malang bagi Taro, bunuh diri itu tak membuat dia langsung tewas. Selama berhari-hari dia terkapar di semak-semak sambil menderita kelaparan, dehidrasi dan radang dingin (frostbite). Maut tak kunjung menjemput, malah nyawa Taro berhasil diselamatkan. Itu berkat seorang penjelajah (hiker) yang tak sengaja tersandung badan Taro ketika sedang menikmati perjalanan di hutan Aokigahara. Kendati tak jadi mati, Taro bakal kehilangan sejumlah jari di kaki kanannya akibat menderita radang dingin. Tak jelas, sembari terbaring lemah di rumah sakit apakah Taro sesudah sembuh nanti akan tetap berusaha mengakhiri hidupnya atau malah kapok bunuh diri.
Kisah Taro itu membuktikan bahwa Hutan Aokigahara lagi-lagi dikunjungi oleh orang yang sudah merasa tak lagi punya harapan hidup. Tingkat bunuh diri tertinggi di Jepang justru berasal dari kawasan hutan itu, yang juga dikenal dengan sebutan "Lautan Pohon." Jepang sendiri sudah dikenal sebagai negara yang memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di dunia. Dikhawatirkan, saat krisis keuangan global sudah menjarah ke Jepang, tingkat bunuh diri di Negeri Sakura itu bisa-bisa bertambah.
Menurut data pemerintah Jepang, seperti dikutip CNN, di bulan Januari 2009 tercatat 2.645 kasus bunuh diri. Artinya, naik 15 persen dari periode yang sama tahun 2008, saat itu hanya 2.305 kasus. Pemerintah Jepang mengaku bahwa bunuh diri sudah menjadi prioritas utama yang harus diatasi. Bahkan, pemerintah bertekad akan mengurangi tingkat bunuh diri lebih dari 20 persen pada tahun 2016.
Masalahnya, upaya mengurangi bunuh diri saat ini menghadapi tantangan berat. Itu karena di tengah krisis keuangan global, banyak perusahaan jatuh bangkrut atau sedang sekarat sehingga harus menerapkan PHK atas pekerja-pekerja seperti Taro. Maka, pihak berwenang berupaya memperketat pengawasan di sekolah-sekolah maupun tempat-tempat kerja yang menjadi lokasi bunuh diri. Mungkin yang lebih penting adalah sering-sering berpatroli di Hutan Aokigahara supaya tidak lagi didatangi orang-orang yang mau mengakhiri hidupnya.
"Apalagi bulan Maret ini merupakan akhir tahun anggaran. Bisa jadi makin banyak orang yang datang ke tempat ini karena krisis ekonomi," kata Imasa Watanabe, pejabat Prefektur (setingkat provinsi) Yamanashi yang menguasai Hutan Aokigahara. "Maka saya bercita-cita menghentikan bunuh diri di hutan ini. Namun sulit untuk mencegah semua kasus ini," kata Watanabe.
0 Comments:
Post a Comment